by : Aries Setiawan
Hidup mahasiswa Indonesia…. Hidup mahasiswa Indonesia…. Hidup mahasiswa Indonesia…. Pekikan semacam itu seringkali kita mendengarnya di berbagai surat kabar dan media elektronik dalam aksi demo yang dilakukan oleh para mahasiswa untuk membakar semangat rekan-rekan mahasiswa lainnya. Dengan perlahan tapi pasti, pekikan ini seringkali membuat semangat kita menjadi ikut terbakar. Memang secara biologis, mahasiswa yang notabene usianya masih muda memiliki power yang luar biasa untuk membuat orang-orang disekililingnya menjadi tergetar hatinya. Power yang luar biasa itu ternyata tidak semua mahasiswa memilikinya. Mahasiswa yang biasanya peka terhadap permasalahan Negara biasanya akan menyadari benar peran ia sebagai benteng moral, agent of change dan iron stock bagi negerinya.
Kiprah Mahasiswa sebagai agent of change tidak dapat dipisahkan dari perjalanan bangsa ini dalam menembus kelamnya jalan demokrasi. Sejarah mencatat, tahun 1998 di era sebelum jatunya rezim Soeharto, mahasiswa secara aktif melakukan ekspansi pemikiran dan aksi di lapangan untuk menuntut keadilan dan penghapusan azas tunggal yang telah bercokol selama puluhan tahun. Prestasi ini perlu diajungi jempol, tanpa mahasiswa mungkin perjalanan sejarah bangsa ini tidak akan terukir menjadi seperti sekarang. Saat itu, mahasiswa dengan segala idealismenya berani menerobos tembok kekuasaan absolut sehingga tembok itu hancur berkeping-keping, walaupun pengaruh tembok itu sampai detik ini masih agak kentara.
Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin besarnya tantangan global, mahasiswa yang selalu berpikiran jauh ke depan dan memikirkan bangsanya malah terjebak dalam pelbagai aliran pemikiran yang negatif. Sebut saja, aliran hedonisme, liberalisme, sekulerisme, dan indivisualisme telah merasuk ke alam bawah sadar mahasiswa sehingga model mahasiswa saat ini banyak yang hidupnya foya-foya, hanya memikirkan dirinya sendiri, dan tidak taat kepada agamanya. Bahkan, internet yang identik dengan jejaring sosial juga membuat mahasiswa menjadi acuh dengan urusannya sendiri. Mungkin anggapan sebahagian orang, kondisi seperti ini adalah kondisi yang wajar saja dan lumrah. Namun, mari coba kita analisis lebih mendalam lagi, apakah kondisi seperti ini jika dibiarkan dalam waktu yang lama tidak akan berbahaya?
Jika kita proyeksikan, dalam jangka waktu 20 - 30 tahun lagi negeri ini akan mengalami pergantian peran dari para generasi tua dengan generasi muda saat ini. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah apa urgensi pergantian itu? Kita lihat kondisi bangsa ini yang dipenuhi oleh praktik suap, mafia hukum, dan KKN. Seandainya mahasiswa yang kelak akan menggantikan generasi tua juga memiliki sifat-sifat yang sama seperti generasi pemimpin saat ini seperti korupsi, mafia, tentu kita akan mengerutkan dahi dan berkata “betapa malangnya nasib negeriku”. Oleh karena itu, aliran-aliran negatif yang saat ini tumbuh subur di lingkungan kampus perlu diberantas. Memang tidak mudah untuk mengubah keadaan mahasiswa yang apatis, hedonisme, dan berpikiran liberal karena sistem kampus juga kadang-kadang membuat mahasiswa menjadi seperti itu. Namun bukan berarti kondisi seperti itu tidak ada pemecahannya. Selalu ada solusi dalam setiap masalah, kata orang bijak. Solusi untuk mengatasi kondisi seperti itu antara lain: mengenalkan secara periodik pergerakan di lingkungan kampus, pembimbingan khusus bagi mahasiswa baru, adanya dosen konseling, dan lain-lain. Solusi-solusi yang ringan seperti itu biasanya akan mengikis sedikit demi sedikit aliran hedonisme, liberalisme, dan sekulerisme. Selain itu, pengadaan seminar dan training-training khusus juga dapat dijadikan menjadi paket solusi untuk mengatasi kondisi mahasiswa saat ini.[aries]
Kamis, 14 April 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
.mari Qt junjung generasi muda untuk m'hilangkan paham2 tsbt yg bs m'ngubah pola b'pikir umat m'nuju k'merosotan p'rilaku k'agamaan,, dgn cara di mulai dari diri Qt s'ndiri agar Qt mampu dan b'hasil dlm m'ngajak org lain untuk m'lakukan hal yg s'rupa.
mahasiswa telah terjebak dengan dramaturgy of display,,, penyelasaiannya adalah melalui diri sendiri...
Posting Komentar