Kamis, 07 Juli 2011

DISKUSI SEKOLAH VOKASI : Menguak Mutiara Keadilan di Kampus Kerakyatan

Yogyakarta- BEM-KM Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada sebagai “motor” pergerakan mahasiswa pada hari Selasa, 27 Juni 2011 menyelenggarakan acara diskusi sekolah vokasi yang bertempat di selasar Fakultas Geografi tepat pukul 16.00. Acara tersebut dihadiri oleh Neil Aiwoy sebagai ketua forkom mahasiswa vokasi, M. Reza S. Zakisebagai Menteri Kastrat BEM KM UGM, Anton Waskita sebagai ketua ikatan mahasiswa D3 Geografi, STARGIS . Kehadiran ketiga pembicara dalam acara tersebut sehubungan dengan pemasalahan rencana pengalihan status D3 menjadi sekolah vokasi di Universitas Gadjah Mada kaitannyaa dengan visi UGM menjadi World Class Research University.

World Class Research University yang dijadikan acuan dalam pembangunan UGM saat ini dianggap semakin tidak bersahabat khususnya bagi keberadaan mahasiswa D3. Perlu diketahui, salah satu syarat status“World Class Research University”pada sebuah universitastidak memiliki program D3 di dalamnya, melainkan yang dikenal adalah sekolah vokasi. “Pemerintah yang gencar mengimplementasikan kebijakan serapan pendidikan kapitalis ini belum mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi lulusan mahasiswa D3 nantinya” ujar Neil, ketua forkom mahasiswa vokasi. Pada kesempatan yang sama Anton, ketua STARGIS mengatakan “lulusan S1 dan S2 aja masih banyak yang menganggur, apalagi lulusan D3 seperti kita”. Hal tersebut ternyata menimbulkan ketakutan yang besar di kalangan mahasiswa D3 di UGM. Terlebih sejak tahun 2008 silam, UGM menutup jalur ekstensi bagi lulusan diploma yang ingin melanjutkan pendidikannya. Begitu pula dengan rencana penutupan program ekstensi universitas lain seperti di UNDIP dan UI.

Pergerakan kolektif secara cepat perlu dilakukan oleh mahasiswa D3 se-UGM untuk meminta kejelasan status program pendidikan mereka beserta hak-hak di dalamnya. Mas Zaky menjelaskan, mahasiswa diploma dapat mengajukan tuntutan kepada pihak universitas dalam tiga tuntutan utama yakni :

1. Bisa mendapat fasilitas kemahasiswaan yang baik, seperti bem dan forkom lainnya
2. Bisa mempunyai sarana dari ugm untuk lapangan pekerjaan, seperti sarana pencari lapangan pekerjaan di s1 teknik
3. Kesempatan membangun koneksi dengan universitas lain dalam hal transfer kredit, sehingga bisa melakukan ekstensi ke beberapa universitas lain yang telah memiliki kerjasama

Dengan pergerakan kolektif yang dibuahkan melalui tiga tuntutan utama tersebut dapat menjadi penggoyang kekerasan hati pihak universitas dalam rencananya melakukan penerapan kebijakan terhadap keberadaan sekolah vokasi saat ini. [ari[


by Bem Km Fge on Thursday, June 30, 2011 at 11:39am

0 komentar:

Posting Komentar

 
Designed by: bang uud and aziz anak kos